Senin, 11 Januari 2021

Perubahan Penting dalam dunia bulu tangkis yang perlu kamu ketahui

 

Bulu tangkis merupakan olahraga yang sudah sangat tua. Olahraga ini diperkirakan berkembang di Mesir Kuno, India, dan Cina sejak 2000 tahun lalu. Seiring perkembangan waktu, bulu tangkis kini telah berubah menjadi olahraga modern dan populer yang dimainkan di seluruh dunia.

Namun, dalam perkembangannya, bulu tangkis telah mengalami beberapa perubahan. Nah, inilah 5 perubahan penting yang terjadi dalam dunia bulu tangkis.

1. Raket.

raket

Raket bulu tangkis awalnya terbuat dari bahan kayu. Pada dekade 60-an, raket bulu tangkis mulai dibuat dengan menggabungkan bahan kayu dan logam ringan. Memasuki dekade 70 hingga 80-an, para produsen raket membuat raket dengan bahan komposit karbon yang lebih ringan. Untuk membuat raket yang lebih kuat, produsen raket mulai membuat raket menggunakan gabungan serat karbon dan aluminium. 

Memasuki dekade 90-an hingga saat ini, hampir semua pemain bulu tangkis profesional telah menggunakan raket berbahan komposit serat karbon atau plastik bertulang grafit. Komposisi ini lebih kuat dan ringan dibanding bahan-bahan sebelumnya.

2. Shuttlecock.

kok

Komponen penting dalam bulu tangkis adalah shuttlecock. Shuttlecock terbuat dari rangkaian bulu angsa alami yang disusun mengerucut, dan bagian bawahnya berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus.

Namun pada tahun 2021 mendatang, BWF akan menggunakan shuttlecock sintetis pada setiap turnamen yang mereka selenggarakan. Perbedannya terletak pada bulunya terbuat dari bahan sintetis. Sementara komponen shuttlecock lainnya tidak berubah. BWF mengklaim bahwa shuttlecock sintetis lebih tahan lama dan ekonomis dibandingkan dengan shuttlecock tradisional yang menggunakan bulu alami.

3. Aturan poin.

poin

Aturan penghitungan poin dalam bulu tangkis telah beberapa kali mengalami perubahan. Pada sistem penghitungan klasik, penghitungannya berdasarkan sistem pindah bola atau hanya pemain yang melakukan servis yang dapat meraih poin. Satu set terdiri dari 15 poin untuk partai tunggal putra dan semua partai ganda, dan 11 poin untuk partai tunggal putri. Pemain akan memenangkan pertandingan bila telah memenangkan dua set permainan.

Pada tahun 2002, penghitungan poin menggunakan sistem 5x7 poin. Sistem ini tetap menggunakan sistem pindah bola. Hanya saja, satu set permainan terdiri dari 7 poin, dan pemain akan memenangkan pertandingan bila telah memenangkan tiga set permainan. Sistem ini hanya digunakan selama 8 bulan, lalu kemudian kembali ke sistem penghitungan klasik.

Pada tahun 2006, sistem klasik diganti dengan sistem reli 3x21 poin. Sistem ini menggunakan sistem reli poin atau lawan langsung memperoleh poin ketika pemain melakukan kesalahan. Satu set terdiri dari 21 poin, dan berlaku untuk semua partai. Pemain akan memenangkan pertandingan bila telah memenangkan dua set permainan.

Pada tahun 2014 lalu, BWF kembali merencanakan sistem poin baru, yaitu rally poin 2x21, 3x15, dan 5x19. BWF menganggap bahwa sistem baru ini akan menjadikan bulu tangkis menjadi lebih menegangkan dan lebih seru, serta mengurangi lamanya waktu pertandingan. Namun, sistem ini belum diberlakukan karena mendapat banyak penolakan oleh para pemain.

4. Challenge.

challenge

Pemain bulu tangkis bisa mengoreksi keputusan hakim garis dengan meminta challenge. Dengan bantuan teknologi Mata Elang atau Hawk Eye yang menggunakan delapan kamera berteknologi, pemain bisa melihat tayangan ulang untuk mengetahui apakah shuttlecock keluar atau masuk.

Pemain memiliki dua kali kesempatan untuk meminta challenge. Jika challenge yang diminta berhasil atau keputusan hakim garis salah, pemain masih memiliki dua kali challenge. Namun, jika challenge pemain salah atau keputusan hakim benar, kesempatan challenge-nya akan berkurang.

Teknologi Mata Elang atau Hawk Eye pertama kali digunakan pada kejuaraan Malaysia Open 2013 lalu. Sayangnya, belum semua lapangan dilengkapi dengan teknologi ini. Sejauh ini, Hawk Eye baru digunakan di lapangan utama atau TV Court.

5. Alat deteksi service.

deteksi servis

Pada tahun 2018 lalu, BWF mulai memberlakukan peraturan servis baru, di mana pemain yang akan melakukan servis untuk memegang kok setinggi 1,15 meter di atas permukaan lapangan. Peraturan ini berbeda dari peraturan sebelumnya, di mana pemain yang akan melakukan servis kepala raketnya tidak boleh lebih tinggi dari pinggang pemain. Untuk melaksanakan aturan servis baru ini, BWF telah membuat sebuah alat deteksi servis yang akan mengukur ketinggian kok dari permukaan lapangan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar