Sejarah Bulu Tangkis
Sejarah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bulu tangkis adalah cabang
olahraga yang berupa permainan yang dimainkan dengan memakai raket dan kok yang
dipukul melampaui jaring yang direntangkan di tengah lapangan.
Dikutip situs Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), permainan bulu tangkis sudah dilakukan anak-anak dan orang dewasa lebih dari 2.000 tahun lalu di India, Jepang, Thailand, Yunani, dan China. Di China, permainan yang disebut Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tanpa raket tapi dengan kaki. Obyek permainan tersebut agar kok tidak menyentuh tanah. Pada abad pertengahan di Inggris ditemukan ukiran kayu yang membuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang shuttlecock. Di Inggris, permainan tersebut sudah sering dimainkan. Orang-orang mengenal badminton dari sebuah rumah atau istana di kawasan Gloucester-Shire sekitar 200 kilometer sebelah barat London. Badminton House, nama istana tersebut dan menjadi saksi sejarah bagaimana olahraga tersebut mulai dikembangkan menuju bentuknya sekarang. Di bangunan tersebut, sang pemiliki Duke of Beaufort dan keluarga pada abad ke-17 menjadi aktivis olahraga tersebut. Duke of Beaufort bukanlah penemu permainan tersebut.
Badminton hanya menjadi nama karena dari situlah
mulai dikenal di kalangan atas dan menyebar. Pada 1840-an dan 1850-an, keluarga
Duke of Beaufort ke-7 paling sering menjadi penyelenggara permainan badminton.
Lama-lama mereka bosan permainan yang itu-itu saja. Kemudian merentangkan tali
di antara pintu dan perapian, bermain dengan menyeberangkan kok melewati tali
itu. Itulah awal net. Pada akhir 1850-an mulailah dikenal jenis permainan baru.
Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet
oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton
Battledore a new game" ("Battledore bulu tangkis, sebuah permainan
baru"). Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), permaianan bulu tangkis
dilakukan di lapangan atau rumput yang dimainkan dengan raket dan kok.
Kejuaraan pertama Permainan bulu tangkis diciptakan oleh tentara Inggris di
Pune, India pada abad ke-19. Di mana dengan menambahkan jaring dan memainkan
secara bergantian. Kejuaraan bulu tangkis tidak resmi seluruh Inggris untuk
pria diadakan pada 1899. Kejuaraan bulu tangkis untuk wanita diadakan pada
1820.
Peraturan pertama bulu tangkis dilakukan pada 1877 oleh klub Badminton Batha,
Inggris. Asosiasi atau federasi bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893.
Federasi Bulu Tangkis Internasional yang merupakan badan olahraga dunia
dibentuk pada 1934. Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia,
terutama di wilayah Asia Timur dan AsiaTenggara, yang saat ini mendominasi olah
raga ini. Di negara-negara Skandinavia bulu tangkis juga mendominasi. Sejarah
bulu tangkis di Indonesia Dalam buku Bulu Tangkis Dasar (2017) karya Dhedhy Yuliawan,
Bulu tangkis datang ke Indonesia bermula pada daerah jajahan Inggris di
Malaysia dan Singapura. Masuk di Indonesia di wilayah Sumatera pada 1930. Ada
juga yang langsung dibawa ke Jakarta. Pada 1933, perkumpulan bulu tangkis sudah
ada di Jakarta yang populer, yakni "Bataviase Badminton Bond" dan
"Bataviase Badminton League". Awalnya mereka berdiri sendiri-sendiri
kemudian bergabung menjadi Bataviase Badminton Unie (BBU).
Pada 1934, terdapat kejuaraan-kejuaraan di Jawa Barat dan disekitar Pulau Jawa.
Masa pendudukan Jepang pada 1942, bulu tangkis berkembang secara pesar karena
suasana anti barat yang diciptakan Jepang. Persatuan Bulu Tangkis Seluruh
Indonesia (PBSI) dibentuk pada 5 Mei 1951 di Bandung. Pada pertemuan tersebut
tercatat sebagai kongres pertama PBSI. Dengan adanya kepengurusan tingkat pusat
maka kepengurusan di tingkat daerah/propinsi menjadi cabang yang berubah
menjadi Pengda (Pengurus Dareah). Sedangkan Pengcab (Pengurus Cabang) adalah
nama yang diberikan kepada kepengurusan ditingkat kotamadya/kabupaten. Hingga
akhir bulan Agustus 1977 ada 26 Pengda di seluruh Indonesia (kecuali Propinsi
Timor-Timur) dan sebanyak 224 Pengcab. Jumlah perkumpulan yang menjadi anggota
PBSI diperkirakan 2.000 perkumpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar